Renungan : Kepala Keluarga – Yesus Hikmat Kita

MINGGU 4 / JUMAT, 21 JANUARI 2022

KEPALA KELUARGA: YESUS HIKMAT KITA

I Love JESUS........... - Part 4

_Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia._
Lukas 2:52

Hikmat dalam Alkitab merangkumkan pemikiran untuk memahami tujuan yang terbaik dan memberikan kemampuan untuk memilih cara terbaik demi mencapai tujuan tersebut. Yesus telah memilih tujuan yang terbaik – yaitu kehendak Bapa-Nya agar Ia menebus dan membawa banyak orang berdosa kepada kemuliaan. Lalu Ia memilih cara terbaik untuk mencapai tujuan itu. Bapa-Nya mengajarkan Dia dari Alkitab Perjanjian Lama tentang pribadi seperti apakah Sang Mesias, Juruselamat yang ditetapkan Allah itu, seharusnya. Yesus memahaminya, Ia tahu bahwa jalan menuju kerajaan-Nya adalah melalui salib dan Ia menempuh jalan itu. Ini adalah ungkapan hikmat-Nya.

Continue reading “Renungan : Kepala Keluarga – Yesus Hikmat Kita”

Renungan : Inti Keluarga – Yesus Pokok Anggur

MINGGU 4 / KAMIS, 20 JANUARI 2022



_Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa._
_Yohanes 15:5_

Bersiaplah untuk menemukan kekayaan dan keindahan dari mempelajari dan merenungkan perumpamaan Yesus tentang pokok anggur yang benar (Yohanes 15:1-17). Pokok utama pemikirannya adalah:

Allah Bapa ikut serta secara aktif dalam kehidupan para murid Yesus. Ia ingin mereka berbuah, yaitu menjadi serupa Kristus dalam karakter mereka, bekerja keras dalam pelayanan Allah, dan berpengaruh membawa kebaikan dan kesalehan. Karena itu Ia membersihkan carang yang berbuah agar berbuah lebih banyak: Ia membersihkan melalui disiplin pemeliharaan-Nya yang menyadarkan betapa rendahnya keadaan mereka dan memurnikan mereka, sehingga kualitas mereka meningkat. Carang yang tidak berbuah (yaitu orang yang hanya mengaku Kristen namun imannya tidak sungguh berakar di hati: sesungguhnya mati – Yakobus 2:14-17) seluruhnya dipotong-Nya dengan tindakan tegas di bumi atau dalam penghakiman akhir kelak.

Continue reading “Renungan : Inti Keluarga – Yesus Pokok Anggur”

Renungan : Inti Keluarga – Yesus dan Salib

MINGGU 4 / SENIN, 17 JANUARI 2022


I Love JESUS........... - Part 4

_Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku._
Markus 8:34

Jika Anda ingin mempelajari apa artinya mengikuti jalan yang telah ditempuh oleh Yesus, Anda harus melakukan tiga hal berikut ini. Pertama, Anda harus melepaskan semua hak Anda; yaitu, jangan berusaha untuk menjaga, memperkuat, dan melindungi diri terhadap ejekan, dan jangan menegaskan sikap Anda dengan menonjolkan diri. Dengan demikian dunia telah tersalib bagiku (Galatia 6:14). Kedua, Anda harus memikul salib: yaitu, menjalani hidup sedemikian rupa sehingga perkenanan dan penghargaan dunia tidak lagi berharga. Pada masa itu hanya para penjahat yaitu orang-orang yang sangat nista di mata dunia, yang memikul salib menuju hukuman mati. Dengan demikian saya tersalib bagi dunia (Galatia 6:14). Ketiga, calon murid harus mengikut Yesus dengan menerima Dia sebagai pemimpin dan pembimbing, yaitu Ia yang telah menjalani penghukuman mati-Nya dan yang ingin mengikut-sertakan para murid-Nya dalam penderitaan seperti yang Ia alami. Inilah, menurut Yesus, satu-satunya jalan menuju hidup (Yohanes 14:6).

Continue reading “Renungan : Inti Keluarga – Yesus dan Salib”

Renungan : Dasar Keluarga – Apa Keunikan Iman Kristen?

MINGGU 3 / JUMAT, 14 JANUARI 2022

I Love JESUS........... - Part 4

_Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,_
Titus 3:4-5

Apakah keunikan kepercayaan Anda sebagai orang Kristen? Kepercayaan agama lainnya mengandaikan kesanggupan manusia untuk mendapatkan dan menjaga perkenanan Allah dengan perbuatan benar dan panduan terinci tentang bagaimana melakukannya; tetapi Kekristenan mengatakan bahwa dosa telah meluluhlantakkan kita sehingga kita tidak sanggup melakukan hal tersebut. Memenuhi hukum Allah ada di luar kemampuan kita; kita bersalah dan tak berdaya, sama sekali tidak sanggup untuk menyelamatkan diri kita sendiri, sehingga kita harus diselamatkan, itupun melalui tindakan pihak lain sepenuhnya.

Continue reading “Renungan : Dasar Keluarga – Apa Keunikan Iman Kristen?”

Renungan : Dasar Keluarga – Bagaimana Allah Menyelamatkan Kita?

MINGGU 3 / SENIN, 10 JANUARI 2022

I Love JESUS........... - Part 4

_Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!_
Roma 5:10

Kita diperdamaikan dengan Allah melalui kematian Anak-Nya. Kematian-Nya menebus kita dan penyelamatan mengandung arti pembebasan melalui pembayaran harga tebusan. Kematian Yesus untuk dosa kita juga mengalahkan Iblis. Dengan gamblang Paulus bicara tentang Kristus menaklukkan Iblis dan para pengikutnya, melucuti para penguasa dan kuat kuasa, melucuti mereka secara publik seperti yang biasa dilakukan seorang jenderal ketika memimpin iring-iringan yang terdiri dari para tawanan dan jarahan sesudah berhasil memenangkan perang – dan semua ini, kata Paulus, terjadi di salib (Kolose. 2:14-15). Jadi Allah pertama-tama menyelamatkan melalui peristiwa Salib, dan melambangkan kemenangan-Nya dalam Kebangkitan.

Continue reading “Renungan : Dasar Keluarga – Bagaimana Allah Menyelamatkan Kita?”

Renungan : Kepala Keluarga – Kasih Allah

MINGGU 2 / KAMIS, 6 JANUARI 2022



Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
1 Yohanes 4:8

“Allah adalah kasih” merupakan kebenaran sempurna tentang Allah di dalam pandangan orang Kristen. Mengatakan bahwa “Allah adalah terang” memberikan makna bahwa kekudusan Allah menjadi nyata dalam segala sesuatu yang Ia katakan dan lakukan. Demikian juga, pernyataan “Allah adalah kasih” berarti bahwa kasih-Nya terungkap dalam segala sesuatu yang Ia katakan dan lakukan. Bahwa masing-masing kita boleh mengetahui kebenaran ini adalah penghiburan kita yang terutama sebagai orang Kristen. Dalam salib Kristus kita mendapatkan jaminan, bahwa masing-masing kita adalah kekasih Allah. Masing-masing kita dapat mengatakan kebenaran, bahwa “Anak Allah… telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20); dengan mengetahui hal tersebut, maka ia dapat menerapkan janji tersebut bagi dirinya sendiri, yaitu bahwa segala sesuatu bekerja bersama untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah dan yang terpanggil sesuai rencana Allah (Roma 8:28). Perhatikan, bukan hanya beberapa hal, tetapi segala sesuatu!

Continue reading “Renungan : Kepala Keluarga – Kasih Allah”

Renungan : Kepala Keluarga : Melihat Allah Sebagaimana Ia Adanya

MINGGU 2 / RABU, 5 JANUARI 2022

I Love JESUS........... - Part 4

_Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? Firman Yang Mahakudus… Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?” Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya._
Yesaya 40:25, 27-28

Pertanyaan pertama dalam kutipan Firman ini menegur kesalahan pemikiran tentang Allah. “Pemikiranmu tentang Allah terlalu manusiawi,” demikian ucapan Luther kepada Erasmus. Kita juga biasa menyimpang seperti itu. Pemikiran kita tentang Allah tidak cukup besar; kita gagal memperhitungkan realitas hikmat dan kuasa-Nya yang tak terbatas. Perbaiki kesalahan itu, ujar Allah: belajarlah mengakui keagungan sempurna dari Allah dan Juruselamatmu yang tiada bandingannya itu.

Continue reading “Renungan : Kepala Keluarga : Melihat Allah Sebagaimana Ia Adanya”

Renungan : Kepala Keluarga – Tujuan Allah Tidak Berubah

MINGGU 2 / SELASA, 4 JANUARI 2022


I Love JESUS........... - Part 4

_Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal._
1 Samuel 15:29

Bertobat berarti mengganti pertimbangan dan mengubah rencana tindakan seseorang. Allah tidak pernah berbuat demikian; Ia tidak perlu berbuat itu, sebab rencana-Nya dibuat atas dasar pengetahuan dan pengendalian lengkap yang mencakup semua hal di masa lalu, kini, kelak, sehingga tak mungkin ada suatu keadaan darurat atau perkembangan tak terduga yang membuat-Nya terkejut. “Rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun” (Mazmur 33:11). Apa yang Ia buat pada suatu waktu, telah Ia rencanakan dalam kekekalan; Ia mewujudkan rencana kekal-Nya pada suatu waktu. Dan semua yang dinyatakan-Nya dalam Firman-Nya, akan dilakukan-Nya, dan pasti terlaksana. Maka tujuan-Nya pun bersifat tetap tak berubah, sehingga orang beriman dapat menikmati kepastian penuh tentang warisan yang Ia janjikan, dan tentang sumpah-Nya yang tak dapat berubah yang dengannya Ia meneguhkan janji-Nya kepada Abraham, untuk menjamin Abraham dan juga semua yang menerima janji-Nya (Ibrani 6:17-19). Demikian juga dengan semua maksud Allah lainnya yang telah Ia nyatakan dalam Alkitab. Semua itu tidak berubah. Tidak ada satu bagian pun dari rencana kekal-Nya yang berubah.

Continue reading “Renungan : Kepala Keluarga – Tujuan Allah Tidak Berubah”

Renungan : Pemulihan dari Tuhan

MINGGU 52 / RABU, 22 DESEMBER 2021
I Love JESUS........... - Part 4

Yohanes 1:1-14
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;

1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.

1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.

1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.

1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.

1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.

1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;

1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

PERENUNGAN FIRMAN
Apa yang merupakan pertimbangan Allah ketika Dia mengutus Anak-Nya untuk hidup bersama kita? Apakah karena Dia kecewa atas semua usaha-Nya yang gagal memperbaiki kelakuan manusia? Apakah karena Hukum Taurat tidak berfungsi sebagaimana yang seharusnya? Apakah Firman yang telah disampaikan ternyata kurang memadai, sehingga sebagai langkah terakhir, Allah mencoba mengubah ucapan Firman-Nya menjadi Firman yang hidup dalam darah dan daging?

Continue reading “Renungan : Pemulihan dari Tuhan”

Renungan : Mendisiplinkan Akal Budi – Kelemahan

MINGGU 51 / JUMAT, 17 DESEMBER 2021

I Love JESUS........... - Part 4

Mazmur 18
https://sabda.org/alkitab/tb/?kitab=19&pasal=18

PERENUNGAN FIRMAN
Perasaan paling mengecewakan yang dapat kita alami ketika keadaan menekan dengan berat adalah rasa ketidakberdayaan kita. Kita tidak cukup kuat untuk mengekang orang-orang yang menyakitkan, untuk menyembuhkan penyakit atau hubungan yang rusak, atau untuk memastikan kesejahteraan kita sendiri pada waktu kesesakan. Meskipun begitu, seringkali kita tetap mencoba. Kita melakukan uji kekuatan, meyakini bahwa dengan tekad yang memadai, swadaya, atau uang dan kekuasaan akan membawa perbaikan. Atau kita mengambil langkah lain yang sangat bertolak belakang, menyatakan kegagalan upaya kita dan pasrah menyerah terhadap situasi yang buruk. Keseimbangan antara menjadi lemah tanpa inisiatif dan tegas berinisiatif adalah hal yag sukar dicapai.

Continue reading “Renungan : Mendisiplinkan Akal Budi – Kelemahan”